BOLMUT, FOKUSMANAD.COM - Puluhan mahasiswa mengaku kecewa atas kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), yang membatasi bantuan penyelesaian studi S2, yang besarannya hanya Rp 1 juta per orang.
Menurut Yambat Pontoh, ini sangat jauh dari harapan dan tidak sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah (Pemda) Bolmut, yang mengakui akan mengutamakan dunia pendidikan.
“Kenyataannya, pengalokasian anggaran untuk penyelesaian studi S2, di luar dari kewajaran. Dan sangat kecil dibanding daerah lain,” ungkap salah satu aktifis muda Bolmut, Yambat Pontoh.
Dikatakan Yambat, seharusnya bantuan penyelesaian studi bagi mahasiswa S1 sebesar Rp7 juta hingga Rp7,5 juta per orang. Dan untuk tingkat S2 mendapat biaya sebesar Rp10 juta hingga Rp15 juta per orang.
"Kalau seperti ini adalah bukti nyata Pemda Bolmut tidak serius memperhatikan dunia pendidikan dan sangat jauh berbeda dengan konsep pendidikan pemerintah, yang katanya akan meningkatkan mutu pendidikan melalui bantuan pembiayaan dari studi dari Pemda," kata Yambat
Di satu sisi, Yambat pun menduga, bantuan yang diberikan jumlahnya sama dengan bantuan yang diberikan oleh beberapa daerah lain. Namun anggaran tersebut sengaja dipotong, sehingga nilai diterima jauh dari yang seharusnya dianggarakan.
"Bantuan yang diserahkan itu bahkan sudah habis untuk biaya transportasi dan administrasi. Padahal kami masih membutuhkan biaya lebih besar untuk menyelesaikan skripsi dan biaya administrasi lainnya di kampus." tandasnya.
Selain itu, lanjut Yambat, untuk pencairan dananya pun sangat sulit dilakukan, karena banyaknya mekanisme serta aturan yang harus dilalui.
Bahkan, ada beberapa mahasiswa mengaku tidak lagi melanjutkan pengurusannya, karena merasa sengaja dipersulit.
“Saya berharap, agar ditahun 2013 ini Pemda bisa memperhatikan bantuan beasiswa penyelesaian studi S1 dan S2, supaya kedeapan dunia pendidikan di Bolmut bisa dikatakan berhasil,” harap Yambat.
Demikian dilaporkan: Alfrets Inkiriwang
Menurut Yambat Pontoh, ini sangat jauh dari harapan dan tidak sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah (Pemda) Bolmut, yang mengakui akan mengutamakan dunia pendidikan.
“Kenyataannya, pengalokasian anggaran untuk penyelesaian studi S2, di luar dari kewajaran. Dan sangat kecil dibanding daerah lain,” ungkap salah satu aktifis muda Bolmut, Yambat Pontoh.
Dikatakan Yambat, seharusnya bantuan penyelesaian studi bagi mahasiswa S1 sebesar Rp7 juta hingga Rp7,5 juta per orang. Dan untuk tingkat S2 mendapat biaya sebesar Rp10 juta hingga Rp15 juta per orang.
"Kalau seperti ini adalah bukti nyata Pemda Bolmut tidak serius memperhatikan dunia pendidikan dan sangat jauh berbeda dengan konsep pendidikan pemerintah, yang katanya akan meningkatkan mutu pendidikan melalui bantuan pembiayaan dari studi dari Pemda," kata Yambat
Di satu sisi, Yambat pun menduga, bantuan yang diberikan jumlahnya sama dengan bantuan yang diberikan oleh beberapa daerah lain. Namun anggaran tersebut sengaja dipotong, sehingga nilai diterima jauh dari yang seharusnya dianggarakan.
"Bantuan yang diserahkan itu bahkan sudah habis untuk biaya transportasi dan administrasi. Padahal kami masih membutuhkan biaya lebih besar untuk menyelesaikan skripsi dan biaya administrasi lainnya di kampus." tandasnya.
Selain itu, lanjut Yambat, untuk pencairan dananya pun sangat sulit dilakukan, karena banyaknya mekanisme serta aturan yang harus dilalui.
Bahkan, ada beberapa mahasiswa mengaku tidak lagi melanjutkan pengurusannya, karena merasa sengaja dipersulit.
“Saya berharap, agar ditahun 2013 ini Pemda bisa memperhatikan bantuan beasiswa penyelesaian studi S1 dan S2, supaya kedeapan dunia pendidikan di Bolmut bisa dikatakan berhasil,” harap Yambat.
Demikian dilaporkan: Alfrets Inkiriwang
COMMENTS