PEMPROV, FOKUSMANADO.COM - Sulawesi Utara kembali dipercayakan sebagai tuan rumah acara bertaraf internasional, dialog lintas agama dua negara yakni Indonesia dan Jerman. Acara yang akan digelar awal April ini menurut Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekprov Sulut Mecky M. Onibala M.Si, nantinya akan dihadiri langsung para pemuka agama yang ada di negara berteknologi tinggi Jerman dan Indonesia. ‘’Jerman menilai bahwa Sulut patut dijadikan daerah percontohan tentang bagaimana hidup rukun dan damai antar umat beragama,’’ ujar Onibala, saat memimpin rapat pembahasan persiapan acara dialog lintas agama Selasa (26/2) lalu, di ruang kerjanya.
Onibala yang didampingi langsung Kepala Biro Pemerintahan dan Humas Dr. Noudy Tendean, Kepala Biro Kesra Dr. Abeng Elong, dan Kabag Agama Dra. Ivonne Kawatu menjelaskan, kegiatan dialog lintas agama ini sangat penting mengingat kompleksnya permasalahan dan dinamika yang dihadapi di era globalisasi saat ini. ‘’Dialog berarti proses yang bergerak secara perlahan mencari kebenaran. Tujuan dari dialog adalah memahami bahwa perbedaan itu nyata, tidak untuk dipertentangkan, tetapi untuk disandingkan sehingga muncullah keindahan. Lewat dialog lintas agama ini kita belajar bahwa kita beda, tapi beda itu indah,” pungkas Mantan Penjabat Bupati Minsel ini yang langsung diaminkan oleh dua Pemuka Agama Sulut yakni Amin Lasena dan Ridwan Sofian.
Selanjutnya Onibala menjelaskan, bicara tentang kerukunan umat beragama sudah merupakan harga mati di Sulut. Bahkan jika dibandingkan dengan daerah lain, Sulut tidak pernah ada bentuk kekerasan yang mengatasnamakan agama. ‘’Ini semua dikarenakan peran serta para pemuka agama dan juga tingkat kesadaran beragama seluruh warga Sulut yang memang pantas diberikan apresiasi,’’ terang Onibala.
Dalam rapat tersebut juga dibahas tentang struktur Kepanitiaan acara dialog tersebut, dimana Wakil Gubernur Sulut Dr. Djouhari Kansil oleh para Pemuka Agama dimohonkan untuk bisa menjadi Ketua Umum Panitia Pelaksana. ‘’Sulut sudah menjadi barometer dunia tentang kerukukan hidup antar umat beragama. Sekalipun beberapa kali ada pihak-pihak tertentu coba memprovokasi kerukunan hidup umat beragama di Sulut tapi tidak mampu karena akar hidup beragama warga Sulut yang sangat kuat, dan hal ini diakui oleh Jerman’’ terang Onibala.
Demikian dilaporkan: Alex Terwin
Onibala yang didampingi langsung Kepala Biro Pemerintahan dan Humas Dr. Noudy Tendean, Kepala Biro Kesra Dr. Abeng Elong, dan Kabag Agama Dra. Ivonne Kawatu menjelaskan, kegiatan dialog lintas agama ini sangat penting mengingat kompleksnya permasalahan dan dinamika yang dihadapi di era globalisasi saat ini. ‘’Dialog berarti proses yang bergerak secara perlahan mencari kebenaran. Tujuan dari dialog adalah memahami bahwa perbedaan itu nyata, tidak untuk dipertentangkan, tetapi untuk disandingkan sehingga muncullah keindahan. Lewat dialog lintas agama ini kita belajar bahwa kita beda, tapi beda itu indah,” pungkas Mantan Penjabat Bupati Minsel ini yang langsung diaminkan oleh dua Pemuka Agama Sulut yakni Amin Lasena dan Ridwan Sofian.
Selanjutnya Onibala menjelaskan, bicara tentang kerukunan umat beragama sudah merupakan harga mati di Sulut. Bahkan jika dibandingkan dengan daerah lain, Sulut tidak pernah ada bentuk kekerasan yang mengatasnamakan agama. ‘’Ini semua dikarenakan peran serta para pemuka agama dan juga tingkat kesadaran beragama seluruh warga Sulut yang memang pantas diberikan apresiasi,’’ terang Onibala.
Dalam rapat tersebut juga dibahas tentang struktur Kepanitiaan acara dialog tersebut, dimana Wakil Gubernur Sulut Dr. Djouhari Kansil oleh para Pemuka Agama dimohonkan untuk bisa menjadi Ketua Umum Panitia Pelaksana. ‘’Sulut sudah menjadi barometer dunia tentang kerukukan hidup antar umat beragama. Sekalipun beberapa kali ada pihak-pihak tertentu coba memprovokasi kerukunan hidup umat beragama di Sulut tapi tidak mampu karena akar hidup beragama warga Sulut yang sangat kuat, dan hal ini diakui oleh Jerman’’ terang Onibala.
Demikian dilaporkan: Alex Terwin
COMMENTS