![]() |
Sri Wahyuningsih bakal memilih SBY sebagai Ketum Demokrat dalam KLB 30-31 Maret mendatang. Menurutnya, hanya SBY yang bisa menyelesaikan masalah internal partai dan menaikkan elektabilitas partai. |
Ketua DPC Demokrat Kota Probolinggo Jawa Timur Sri Wahyuningsih pun meyakini, ibarat gawat darurat seperti perang, kemelut di Partai Demokrat hanya bisa diselesaikan oleh SBY.
"Saya yakin, demi menyelamatkan partai dan menghindari konflik di internal PD, maka lebih baik yang pegang kendali Pak SBY," katanya, Jumat (29/3) pagi.
Soal tudingan bahwa SBY akan dicap lebih mementingkan partai daripada negara jika jadi ketua umum, bagi Sri itu sah-sah saja. Tapi kenyataannya SBY pasti mampu menjalankan amanah negara sebagai seorang presiden di samping juga sebagai Ketum PD.
"Insya Allah Pak SBY sangat mampu menjalankan amanah tersebut sebagai Ketum dengan tidak harus mengganggu tugas negara," ujar Sri.
Sri yang disebut-sebut maju sebagai calon wakil wali kota mendampingi Ketua PKNU As'ad Anshari, yakin jika SBY terpilih menjadi ketum sebagaimana desakan dan permintaan dari bawah, maka konflik internal bisa tuntas dan tingkat elektablitiasnya bakal segera naik.
"Semoga dalam KLB nanti suara DPP, DPD dan DPC seluruh Indonesia bulat memilih Pak SBY," harapnya.
Sementara, Ketua DPC Demokrat Kabupaten Probolinggo melalui Sekretaris DPC Dedik Riyawan mengatakan, KLB sifatnya ad hoc, dan keputusannya juga ad hoc. Karena hanya ad hoc, Dedik mengungkapkan sebaiknya SBY saja yang menjadi ketua umum hingga pelaksanaan kongres sesungguhnya pada 2015.
"Agar segera diteken daftar caleg oleh ketua umum sebagaiamana diatur KPU. Sebenarnya kami tak terpengaruh dengan konflik di pusat, bahkan kami menargetkan 15 kursi di DPRD Kabupaten Probolinggo tahun depan. Sekali lagi, kami satu suara dengan DPD Jatim, mendukung SBY pengganti Mas Anas," tandasnya, seperti dilansir Kompas.com.
Sebagaimana diberitakan, saat ini sejumlah kader internal namanya mulai disebut-sebut masuk dalam bursa calon Ketum yakni Saan Mustopa, Tri Dianto, Marzuki Alie, Hadi Utomo, hingga Syarief Hasan. Namun, setelah pertemuan di Cikeas pada pekan lalu, dukungan justru menguat ke arah keluarga Cikeas terutama SBY dan dua anggota keluarganya, Ani Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Editor: Ferlyando Sandala
COMMENTS