MANADO - Wakil Ketua Komisi II DPRD Sulut Soenardi Soemantha meradang. Pasalnya, salah satu kue jenis Lalampa yang dijatahkan untuk setiap anggota legislatif , Rabu (3/4) Kemarin, yang ditaruh di ruang Komisi DPRD Sulut, ternyata sudah dalam kondisi yang tak baik alias basi plus menyebarkan bau tak sedap yang menyengat hidung.
"Ini sangat disayangkan, sebab kue Lalampa yang disuguhkan dalam kondisi yang tidak baik lagi. Pengalaman saya anggota DPRD di Bolmong tidak pernah disuguhkan kue yang busuk," kata Soemantha.
Ia menambahkan, jangankan anggota dewan, masyarakat biasa juga pasti tidak suka, jika diberikan kue yang kondisinya tak baik lagi, apalagi ini kue yang akan diberikan ke wakil rakyat di DPRD Sulut yang jatah kue ini sudah diatur lewat pos Makan Minum (MaMi) yang tertata dalam APBD 2013 di Sekretariat DPRD Sulut. "Semua kita tentunya menginginkan yang terbaik termasuk kue," tukasnya.
Selain Soenardi Soemantha sejumlah wartawan liputan DPRD Sulut sempat menjadi korban kue Lalampa yang busuk antara lain Lucy dan Jerry wartawan media Online yang sempat mencicipi kue Lalampa. "Iya emang basih, saat dimakan kue Lalampa sudah tak baik lagi dan baunya sudah menyengat," kata Lucy dibenarka n Jerry.
Usaha konfirmasi melalui Sekretaris DPRD Sulut Nixon Watung di ruang kerjanya di kantor DPRD Sulut belum berhasil dilakukan.
Sementara sejumlah staf di DPRD Sulut mengaku bahwa kue Lalampa itu tidak busuk melainkan disebabkan oleh suhu panas yang tinggi sehingga kondisi kue menjadi hamis. "Itu bukan basi, tetapi karena suhu panas sehingga kuenya menjadi seperti itu," katanya seraya meminta namanya tidak dipublikasikan.
Data yang berhasil dirangkum wartawan menyebutkan bahwa dana Mami DPRD Sulut mencapai milliar rupiah dalam setahun. Hal ini dibenarkan pengamat pemerintahan dan sosial Taufik Tumbelaka, kepada sejumlah awak media liputan DPRD saat ditanya soal pos dana Mami DPRD Sulut, ia menyebutkan bahwa anggara MaMi di DPRD Sulut pernah mencapai Rp4.2 miliar.
"Kalau nggak salah dana MaMi ada yang pernah menyentuh angka 4,2 milliar selama setahun," ungkap Tumbelaka.
Sumber: manadoinside.com
Editor : Ferlyando Sandala
"Ini sangat disayangkan, sebab kue Lalampa yang disuguhkan dalam kondisi yang tidak baik lagi. Pengalaman saya anggota DPRD di Bolmong tidak pernah disuguhkan kue yang busuk," kata Soemantha.
![]() |
Soenardi Soemantha Wakil Ketua Komisi II DPRD Sulut |
Selain Soenardi Soemantha sejumlah wartawan liputan DPRD Sulut sempat menjadi korban kue Lalampa yang busuk antara lain Lucy dan Jerry wartawan media Online yang sempat mencicipi kue Lalampa. "Iya emang basih, saat dimakan kue Lalampa sudah tak baik lagi dan baunya sudah menyengat," kata Lucy dibenarka n Jerry.
Usaha konfirmasi melalui Sekretaris DPRD Sulut Nixon Watung di ruang kerjanya di kantor DPRD Sulut belum berhasil dilakukan.
Sementara sejumlah staf di DPRD Sulut mengaku bahwa kue Lalampa itu tidak busuk melainkan disebabkan oleh suhu panas yang tinggi sehingga kondisi kue menjadi hamis. "Itu bukan basi, tetapi karena suhu panas sehingga kuenya menjadi seperti itu," katanya seraya meminta namanya tidak dipublikasikan.
Data yang berhasil dirangkum wartawan menyebutkan bahwa dana Mami DPRD Sulut mencapai milliar rupiah dalam setahun. Hal ini dibenarkan pengamat pemerintahan dan sosial Taufik Tumbelaka, kepada sejumlah awak media liputan DPRD saat ditanya soal pos dana Mami DPRD Sulut, ia menyebutkan bahwa anggara MaMi di DPRD Sulut pernah mencapai Rp4.2 miliar.
"Kalau nggak salah dana MaMi ada yang pernah menyentuh angka 4,2 milliar selama setahun," ungkap Tumbelaka.
Sumber: manadoinside.com
Editor : Ferlyando Sandala