Demokrat |
Menurut kader Demokrat ketika dimintai tanggapan terkait masuknya Fransisca Tuwaidan pada nomor urut satu DCS Partai Demokrat untuk DPRD Sulut, pimpinan partai Demokrat tidak lagi menghargai loyalitas kader yang selama ini ikut membesarkan partai Demokrat, tapi lebih memilih orang baru yang nyatanya belum punya andil bagi partai.
“Etha kan masih baru di Demokrat, tapi kenapa dirinya harus menempati nomor urut 1 dalam DCS. Ini sama saja dengan partai telah ‘menghianati’ kesetiaan kader yang sudah memberikan sumbangsih bagi partai. Intinya, kami sebagai kader partai tak rela jika orang baru harus menggusur kader yang telah setia membaktikan diri bagi partai. Memang, saat ini nomor urut tidak lagi menjadi pedoman untuk meraih kursi, tapi suara terbanyak. Akan tetapi, nomor urut 1 merupakan jati diri partai yang semestinya diberikan bagi kader partai,” ujar N Katiandagho kader partai Demokrat asal Minut.
Senada juga dikatakan J Polii warga Kota Bitung. Menurutnya, pemberian nomor urut muda merupakan apresiasi penghargaan bagi kader yang sudah menunjukkan loyalitas yang dibuktikan dengan kerja keras membesarkan partai. Menurutnya, partai politik manapun harus lebih menghargai kader yang terbukti loyal serta mampu mengimplementasikan program partai di parlemen jika kader bersangkutan berstatus sebagai anggota dewan.
“Jika mengacu pada parameter ini tentu sangat terlihat ada ketidakberesan di Partai Demokrat Sulut. Bagaimana mungkin Tuwaidan yang notabene baru, seperti lebih diutamakan. Sementara kita melihat jelas Netty Pantow dan Jhon Dumais selain kader lama, mereka sudah menunjukkan kesetiaan dan loyalitas yang tinggi. Hal serupa juga harus menjadi pelajaran bagi partai-partai lain,” tukas Polii, seraya berharap pimpinan Partai Demokrat Sulut lebih selektif untuk mengusulkan nama-nama di DCS, kalau tidak Partai Struktur dari Partai Demokrat di Sulut tidak jalan.
Editor: Ferlyando Sandala