Wakil Gubernur Sulut Djouhari Kansil saat melakukan peletakkan batu dasar di gedung serba guna Jemaat GMIST Imanuel Tahuna, Jumat (26/4)
|
"Untuk menyikapi masalah tersebut gereja tidak boleh bersikap kompromi, terhadap berbagai praktek yang tidak berkenan di hadapan Allah. Gereja harus memiliki kepekaan terhadap fenomena yang terjadi dalam kehidupan berjemaat dan masyarakat di berbagai bidang, karena itu gereja ditantang berani melibatkan diri sebagai komunitas gerakan penebusan, pembebasan dan pembaharuan secara nyata dalam pergumulan gereja, daerah dan bangsa, kata Ketua PKB Jemaat Pniel Tuna ini.
Karena itu Jemaat GMISTImanuel Tahuna, sebagai salah satu potensi daerah sulut, harus mampu bergandengan tangan, menampakan keesaan untuk memberdayakan serta meningkatkan kualitas jemaat, disamping itu para pelayanan khusus harus ditopang oleh kesadaran seluruh jemaat untuk membangun karakter jemaat secara utuh meliputi intelektual, emosional dan spiritual sejak dari anak-anak sampai orang tua, ujar Ketua PKB Wilayah Mawakom.
Untuk itu Kansil mengharapkan, agar segenap komponen jemaat untuk menjadi pelopor pemersatu bangsa. Jadilah peredam ditengah panasnya isu-isu perpecahan yang mengancam sendi-sendi persaudaraan yang rukun dan damai, serta menjadi mitra kerja pemerintah dalam membangun daerah dan bangsa, pungkas putra terbaik putra nusa utara ini. Usai menyampaikan sambutan Pnt. Djouhari Kansil memimpin Ibadah Kebaktian Bina Iman (KBI) dalam rangka perayaan Paskah Yesus Kristus, pelayanan Kategorial Perempuan Resort GMIST Tahuna. Hadir Ibu Mieke Kansil Tatengkeng, Bupati Sangihe HR Makagansa bersama Isteri, pejabat teras Pemprov dan Pemkab Sangihe.
Reporter: Alex Terwin
Editor: Ferlyando Sandala