Benny Ramdhani, Anggota DPRD Sulut. |
MANADO - Terpilihnya Muhammad Chatib Basri sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) dinilai banyak kelangan sebagai malapetaka. Pasalnya Dia (Basri) dinilai sebagai antek Neoliberalisme.
“ Saya menyampaikan dukacita yang dalam atas terpilihnya Chatib Basri sebagai Menteri Keuangan antek neoliberalisme,” ujar Beni Ramdhani, Anggota DPRD Sulut, Senin (20/5/2013) lewat Grup BBM.
Dalam penilaian Brani panggilan akrabnya bahwa Basri adalah anak didik Mafia Barkeley / Chicago Boyz yang paling tidak mengenal sejarah dan makna terdalam dari perjuangan bapak bangsanya.
Bahkan lebih jauh Ia menilai bahwa Basri merupakan anak yang berkhianat kepada perjuangan Bung Karno/Bung Hatta dan kawan-kawan.
"Kantongi dahulu nasionalismemu,” ucap Basri yang dikutip Brani.
"Tidak ada tempat lagi bagi nasionalisme dan kedaulatan ekonomi di tengah terang benderangnya arus globalisasi,” lanjut Basri.
Basri mengucapkan itu dalam sidang di Mahkamah Konstitusi (MK), beberapa waktu lalu, sebagai tanggapannya kepada para ekonom pengritik pemerintah yang disebutnya ekonom yang berpikiran sempit dan picik.
Ditambahkan Brani, dengan telah dilantiknya salah satu boneka kapitalis global ini maka makin sempurna cengkraman penjajahan baru (neokolonialisme) bercokol di Indonesia.
“Kita tinggal menunggu siapa "Gubernur Jendral" baru yg akan mereka tempatkan di persada Indonesia. Berduka sedalam dalamnya.Tapi jangan pernah berhenti melawan kejahatan dan pengkhianatan mereka,” pungkas calon DPD RI 2014-2019 ini.
Editor: Ferlyando