Beras untuk orang miskin. |
Menurut Syaiful, warga di pulau lainnya seperti Kangean dan Sapeken sudah mendapatkan jatah raskinnya. "Kami menanyakan hak kami, takut disalahgunakan," ujarnya.
Kata Syaiful, saat kondisi cuaca di lautan tidak menentu seperti sekarang ini, raskin sangat dibutuhkan keluarganya untuk meringankan biaya hidup saat tidak bisa melaut secara normal akibat gangguan cuaca. "Kalau ada raskin, setidaknya urusan beras tidak perlu bingung," katanya lagi.
Bagian Perekonomian Sekertariat Kabupaten Sumenep membenarkan bahwa jatah raskin untuk kecamatan Masalembu selama 5 bulan belum ditebus. Data menyebutkan jatah raskin untuk masalembu sebanyak 12.690 ton perbulan atau sekitar 63 ribu ton untuk lima bulan. "Belum ditebus karena kondisi cuaca, tidak ada kapal berlayar ke masalembu," kata Kepala Bagian Perekonomian Sumenep, Hanafi.
Selain Masalembu, kecamatan Dungkek hingga kini juga belum menebus jatah raskinnya sebanyak 46 ribu ton per bulan. Setelah dikonfirmasi kepada perangkat desa di Kecamatan Dungkek, kata Hanafi, alasan belum menebus raskin karena desa tidak punya dana talangan.
Bagi Hanafi alasan ini tidak bisa diterima karena pemerintah sudah memberikan kemudahan yakni raskin diambil lebih dahulu di gudang Bulog dan pembayaran boleh dilakukan sepekan kemudian. "Kami sudah memberi kemudahan, supaya penyaluran raskin lancar," ujarnya.
Hanafi berharap desa-desa yang belum menebus raskin agar segera melakukan penebusan agar masyarakat penerima manfaat bisa mendapatkan haknya. "Kecamatan lainnya sudah menebus," pungkasnya.
Sumber: Tempo
Editor: Ferlyando
COMMENTS