![]() |
Sinyo Harry Sarundajang,Fabian R Sarundajang bersama Menpora Roy Suryo dan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Tifatul Sembiring.
|
JAKARTA - Duo Sarundajang yakni Dr. Sinyo Harry Sarundajang dan Fabian R Sarundajang berhasil ‘menjual’ berbagai potensi luar biasa pulau Miangas. Dalam acara peluncuran Merajut Indonesia, Selasa (7/5) Kemarin di gedung Kementerian Pemuda dan Olahraga, di hadapan Menpora Roy Suryo dan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Tifatul Sembiring serta ribuan undangan yang berasal dari sabang sampai merauke dan Rote sampai Miangas, SHS dalam kapasitas sebagai Gubernur Sulut dan Fabian sebagai Bendahara Umum KNPI Pusat, secara lantang dan pasti membeberkan sejuta pesona dan keunikan pulau Miangas.
SHS menjelaskan bahwa Miangas merupakan satu-satunya pulau di Indonesia yang memiliki sertifikat hukum Internasional. ‘’Belanda menguasai pulau ini sejak tahun 1677. Filipina sejak 1891 memasukkan Miangas ke dalam wilayahnya. Miangas dikenal dengan nama La Palmas dalam peta Filipina. Belanda kemudian bereaksi dengan mengajukan masalah Miangas ke Mahkamah Arbitrase Internasional. Mahkamah Arbitrase Internasional dengan hakim Max Huber pada tanggal 4 April 1928 kemudian memutuskan Miangas menjadi milik sah Belanda (Hindia Belanda). Filipina kemudian menerima keputusan tersebut,’’ jelas SHS sembari menambahkan bahwa Miangas memiliki luas sekitar 3,15 km², dengan jumlah penduduk sebanyak 797 jiwa dengan mayoritas adalah Suku Talaud.
Untuk akses menuju Pulau Miangas dapat dilakukan dengan menggunakan kapal angkutan dari Pelabuhan Karatung. Kapal ini melayani trayek Bitung-Karatung sebanyak 2 kali sebulan dengan lama perjalanan 15 hari, melewati beberapa pelabuhan seperti Tahuna, Siau dan Lirung. Pelabuhan Karatung dapat dicapai melalui rute dari Manado (Bandara Sam Ratulangi) ke Melonguane (Bandara Melonguane) dengan pesawat Merpati 2 kali seminggu dengan lama perjalanan sekitar 3 jam. Selain itu dapat ditempuh melalui jalur laut dari Pelabuhan Manado ke Pelabuhan Lirung atau Melonguane dengan kapal reguler dan kapal angkut lainnya yang berangkat dengan frekuensi pelayaran seminggu sekali dengan lama perjalanan 24 jam.
Sebagaimana halnya dengan daerah lain di Sulawesi Utara, Pulau Miangas beriklim tropis basah dengan dua pola angin, yaitu angin utara yang bersamaan dengan datangnya musim kemarau dan angin barat yang terjadi selama 4 bulan yaitu bulan Desember hingga April dengan ketinggian ombak berkisar 2 - 5 meter. Terumbu karang merupakan ekosistem utama yang ada di perairan Pulau Miangas. Pada kedalaman satu meter jenis karang yang paling banyak ditemukan adalah jenis Acropora bercabang, karang meja dan yang menjari serta jenis karang otak dan karang lunak (soft coral). Rumput laut dan lamun yang ada antara lain Padina, Ulva dan Cymodocea.
Masyarakat Miangas prinsipnya bersifat terbuka terhadap para pendatang dan menyambut baik setiap program pembangunan selama tidak membawa pengaruh yang bertentangan dengan adat dan agama. Oleh karena itu, setiap program harus diselaraskan dengan 3 serangkai kepemimpinan (Tripartit) yakni adat, agama dan pemerintah. ‘’Termasuk program Merajut Indonesia dimana diperkirakan akan dihadiri oleh sejumlah Menteri dan sekitar 5000 pemuda,’’ jelas Fabian.
Dilihat dari aspek geografis, tambah Fabian, Pulau Miangas memiliki arti penting dan strategis karena terletak pada posisi terluar jurisdiksi NKRI dan langsung berbatasan dengan Filipina. Harus diakui bahwa dengan berkembangnya peradaban dan IPTEK, bentuk ancaman pun bergeser menjadi ancaman multi-dimensional, baik dari luar negeri maupun dalam. Ancaman tersebut dapat bersumber pada permasalahan ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, maupun permasalahan keamanan yang terkait dengan kejahatan internasional seperti terorisme, imigran gelap, narkotika dan sebagainya. ‘’Hal ini perlu diwaspadai bersama, salah satu bentuk mawas diri yakni dengan menumbuhkan semangat nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air di kalangan generasi muda seperti program Merajut Indonesia dari Kemenpora ini,’’ terang Fabian dengan penuh semangat kepemudaan.
Reporter: Terwin
Editor: Ferlyando