"Kalau jumlah ini memang keyakinan kita belum seluruhnya terungkap. Rekan-rekan harus menyadari, untuk bisa mengetahui pasti siapa saja selain mereka ini tidak mudah," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (16/05/2013).
Menurut Boy, mereka sulit membuka mulut untuk membeberkan keterkaitan lainnya. Selain itu, dengan sistem pergerakan bawah tanah, di antara mereka juga belum tentu saling mengenal.
"Untuk diminta menyerah saja cukup alot dan bahkan melakukan perlawanan. Apalagi untuk menjelaskan kepada siapa kawannya lagi yang terkait dengan peristiwa yang mereka lakukan," terangnya.
Boy mengatakan, Detasemen berlambang burung hantu itu juga harus memiliki bukti yang kuat untuk dapat menangkap mereka. Dari sekitar 60 orang tersebut, saat ini yang sudah ditangkap sebanyak 28 orang, termasuk Abu Roban yang tewas dalam penyergapan di Batang, Jawa Tengah.
Sebanyak 8 di antaranya tewas ditembak. Mereka ditangkap di sejumlah lokasi yakni Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Kendal, Kebumen, dan Lampung. Ada pula Imam yang ditangkap di Tangerang Selatan akhirnya dibebaskan karena tidak terbukti terlibat jaringan teroris. Adapun lainnya telah dilakukan penahanan.
Sementara, dua orang yang baru saja ditangkap di Solo tadi pagi, yakni Ibrahim dan David, masih menjalani pemeriksaan. Keterlibatan mereka yakni diduga ikut mengumpulkan dana untuk aksi teror dan menyediakan senjata api maupun bahan peledak. Kelompok pimpinan Abu Roban ini juga diketahui terkait DPO teroris Santoso dan Autat Rawa, serta Abu Omar, pemasok senjata api dari Filipina.
Sumber: Kompas
Editor: Ferlyando