Ilustrasi. |
Mahasiwa menutup dua dari tiga ruas Jalan Diponegoro mengarah Salemba dengan menggunakan bongkahan kayu dan membakar sebuah ban di tengah jalan. Akibatnya, kemacetan tak dapat terhindari.
Selain menyerukan penolakan terhadap kenaikan BBM, para generasi penerus bangsa ini juga menyuarakan ketidakpuasannya atas pemerintahan SBY-Boediono. Mereka bernyanyi dan berlompat-lompat tepat di depan Gedung Lembaga Bantuan Hukum Jakarta. Para pengendara yang melintas terpaksa harus berebut satu ruas jalan yang disisakan mahasiswa untuk bisa dilintasi.
Polisi berpakaian lengkap akhirnya membubarkan paksa aksi yang sangat mengganggu ini dengan menggunakan tembakan gas air mata ke arah demonstran, sekitar pukul 19.10 WIB. Polisi sempat menutup akses Jalan Imam Bonjol mengarah Jalan Diponegoro, tepatnya di bawah jembatan perlintasan kereta api.
Mahasiswa berhamburan dan lari ke arah kampusnya di Jalan Kimia, tak jauh dari tempat mereka menutup jalan. Polisi kemudian sempat kembali menembakan gas air mata ke Jalan Kimia untuk memaksa mahasiswa kembali ke kampusnya.
Meski sudah berhasil memukul mundur mahasiswa, polisi masih tetap berjaga-jaga di sekitar lokasi dan membersihkan puing-puing batu dan bongkahan kayu yang berserakan di jalan. Saat ini Jalan Diponegoro sudah kembali dibuka, akan tetapi antrean kendaraan yang melintas masih belum dapat teruraikan.
Sumber: mkc
Editor: Ferlyando
COMMENTS