Washington - Pemerintah Rusia, Selasa (8/7/2014), menuduh Washington "menculik" putra seorang politisi Rusia yang ditahan di Maladewa karena dituduh
sebagai penyedia data kartu kredit curian internasional.
Seorang anggota parlemen Rusia, yang mengaku sebagai ayah Roman Seleznev, mengatakan khawatir putranya yang
kini ditahan di wilayah protektorat AS, Guam, akan dijerat berbagai tuduhan, termasuk "membunuh Kennedy".
"Ini adalah penculikan terhadap seorang warga negara Rusia. Penahanan ini tak terkait dengan penangkapannya,"
kata Valery Seleznev, politisi Partai Liberal Demokrat yang berhaluan ultra-nasionalis.
Valery mengatakan, putranya tidak mungkin melakukan tindak kriminal karena dia terluka akibat sebuah aksi
terorisme di Maroko pada 2011 dan kini menderita cacat permanen.
Sementara itu, Departemen Kehakiman AS pada Senin (7/7/2014) mengatakan, Seleznev (30) ditahan akhir pekan
lalu dan dijatuhi dakwaan telah meretas sistem komputer ritel AS yang merugikan sejumlah bank hingga 1,1 juta
dollar AS.
Jika dakwaan atas Selesnev itu terbukti di pengadilan, dia terancam hukuman penjara maksimal 30 tahun. Seorang
sumber anggota aparat keamanan AS membenarkan Selesnev adalah putra seorang anggota parlemen Rusia.
Menurut AS, Roman Seleznev, yang didakwa memasang sebuah perangkat lunak tertentu untuk mencuri data kartu
kredit di seluruh dunia, melakukan aksinya antara Oktober 2009 hingga Februari 2011.
Dalam rentang waktu itu, Roman dan rekan-rekannya berhasil mencuri 200.000 nomor kartu kredit. Namun, ayah
Roman bersikukuh sebelum 2011 Roman bekerja di sebuah perusahaan yang tak memiliki koneksi IT.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan, penahanan Roman Selesnev di Male, Maladewa, merupakan
"langkah jahat" karena misi diplomatik Rusia di negeri kepulauan itu sama sekali tidak diberi tahu soal penangkapan itu.
Sumber: AFP/KCM
COMMENTS