Figthnews
LAS VEGAS – Setelah sekian lama menanti akhirnya negara adidaya Amerika Serikat (AS) memiliki juara dunia tinju kelas berat. Dia adalah Deontay Wilder yang berhasil meraih mahkota juara dunia badan tinju World Boxing Council (WBC) dari tangan petinju Kanada Bermane Stiverne.
Bermain dihadapan delapan ribu penonton, Wilder petinju yang berusia 29 tahun asal negara bagian Alabama ini menguasai jalannya pertarungan dengan mendominasi 12 ronde sekaligus menjadikannya petinju Amerika pertama yang meraih satu mahkota kelas berat sejak diraih Shannon Briggs pada 2006 silam versi World Boxing Organization (WBO).
Wilder menang mutlak dengan memberikannya penilaian tiga juri pada pertarungan yang berlangsung Sabtu (17/1/2015) malam di Las Vegas. Sebelumnya sejumlah kalangan memprediksi pertarungan ini akan berakhir KO lantaran keduanya merupakan raja KO. Wilder dari 32 kali naik ring, semuanya dimenangkan dengan KO. dan mengejutkan banyak pihak yang semula memperkirakan pertarungan itu akan diakhiri sebuah pukulan “knockout” (K.O.) sebagaimana perkiraan kedua petinju itu.
Wilder pun bisa menjawab pertanyaan publik Amerika apat dengan memenangkan hampir setiap ronde. Dua juri memberi kemenangan untuk Wilder yakni memberi nilai 118-109 dan 119-108, sedangkan juri ketiga memberi nilai 120-107.
Usai pertandingan Wilder mengungkapkan dirinya ingin mengembalikan kegembiraan ke divisi kelas berat.
“Saya menjawab banyak pertanyaan malam ini. Saya tahu saya dapat melanjutkan 12 ronde keras dan mengambil sebuah pukulan. Saya hanya gembira,” tuturnya.
Petinju dengan 2,01 meter dan memiliki berat 99 Kg itu tampil dengan peuh confidence menghadapi Stiverne. Stiverne meluncurkan pukulan ringan pada awal ronde seakan menguji kekuatan lawan dan memungkinkan petinju muda itu mengembalikan pukulan dengan sebuah K.O. pada awal ronde.
Petinju berusia 36 tahun kelahiran Haiti dan besar di Kanada itu mengaku merasa rentan dan lambat dan menyerap terlalu banyak pukulan.
Demikian juga dengan Stiverne mengatakan dia hanya merasa seperti datar di atas ring. Dirinya tidak melakukan apa yang dia tahu dapat dilakukannya. “Saya harus kembali dan memperbaiki kesalahan. Saya tidak dapat berjalan di ring dan tidak dapat menggerakkan kepala saya seperti biasa,” ujar petinju Kanada ini.
LAS VEGAS – Setelah sekian lama menanti akhirnya negara adidaya Amerika Serikat (AS) memiliki juara dunia tinju kelas berat. Dia adalah Deontay Wilder yang berhasil meraih mahkota juara dunia badan tinju World Boxing Council (WBC) dari tangan petinju Kanada Bermane Stiverne.
Bermain dihadapan delapan ribu penonton, Wilder petinju yang berusia 29 tahun asal negara bagian Alabama ini menguasai jalannya pertarungan dengan mendominasi 12 ronde sekaligus menjadikannya petinju Amerika pertama yang meraih satu mahkota kelas berat sejak diraih Shannon Briggs pada 2006 silam versi World Boxing Organization (WBO).
Wilder menang mutlak dengan memberikannya penilaian tiga juri pada pertarungan yang berlangsung Sabtu (17/1/2015) malam di Las Vegas. Sebelumnya sejumlah kalangan memprediksi pertarungan ini akan berakhir KO lantaran keduanya merupakan raja KO. Wilder dari 32 kali naik ring, semuanya dimenangkan dengan KO. dan mengejutkan banyak pihak yang semula memperkirakan pertarungan itu akan diakhiri sebuah pukulan “knockout” (K.O.) sebagaimana perkiraan kedua petinju itu.
Wilder pun bisa menjawab pertanyaan publik Amerika apat dengan memenangkan hampir setiap ronde. Dua juri memberi kemenangan untuk Wilder yakni memberi nilai 118-109 dan 119-108, sedangkan juri ketiga memberi nilai 120-107.
Usai pertandingan Wilder mengungkapkan dirinya ingin mengembalikan kegembiraan ke divisi kelas berat.
“Saya menjawab banyak pertanyaan malam ini. Saya tahu saya dapat melanjutkan 12 ronde keras dan mengambil sebuah pukulan. Saya hanya gembira,” tuturnya.
Petinju dengan 2,01 meter dan memiliki berat 99 Kg itu tampil dengan peuh confidence menghadapi Stiverne. Stiverne meluncurkan pukulan ringan pada awal ronde seakan menguji kekuatan lawan dan memungkinkan petinju muda itu mengembalikan pukulan dengan sebuah K.O. pada awal ronde.
Petinju berusia 36 tahun kelahiran Haiti dan besar di Kanada itu mengaku merasa rentan dan lambat dan menyerap terlalu banyak pukulan.
Demikian juga dengan Stiverne mengatakan dia hanya merasa seperti datar di atas ring. Dirinya tidak melakukan apa yang dia tahu dapat dilakukannya. “Saya harus kembali dan memperbaiki kesalahan. Saya tidak dapat berjalan di ring dan tidak dapat menggerakkan kepala saya seperti biasa,” ujar petinju Kanada ini.
COMMENTS