FOKUSMANADO.com - Akibat puskesmas belum memiliki mobil ambulans, jenazah Masrah Nurhidayat terpaksa dipulangkan dengan 'dibonceng' sepeda motor. Dua sepeda motor dikerahkan agar jenazah gadis cilik itu bisa diantar ke rumah duka kemudian dimakamkan.
"Jenazah diikat di papan terus disambung dengan dua sepeda motor, depan dan belakang," kata Ambo Enre, paman almarhumah Masrah Hidayat.
Di temui di rumah duka di Maturenjeng Tellue, Sinaji Tengah, Sinjai, Sulawesi Selatan, Minggu (27/9/2015), Ambo Enre menjelaskan bahwa keponakannya mengalami gagal ginjal. Masrah sempat dirawat di Puskesmas Lappadata, tapi karena kondisinya memburuk maka harus dirujuk ke RSU Sinjai.
Namun sempat dipindahkan, bocah berusia delapan tahu itu menghembuskan nafas terakhir. Mobil ambulans yang ada di puskesmas tidak diperkenan membawa jenazah dengan alasan menyalahi peruntukannya.
"Mobil ambulans yang ada untuk pasien rujukan. Bukan bawa jenazah. Kalau perlu ambulans jenazah, sewa di rumah sakit yang harganya ditentukan rumah sakit," kata Kepala Puskemas Lappadata, Suherlang, yang dikonfirmasi terpisah.
Masalahnya keluarga besar Masrah tak punya uang Rp 750 ribu untuk sewa mobil ambulans dari RSU Sinjai. Mereka memang tergolong sangat miskin. Alhasil jenazah putri pasangan Ridwan-Ernawati harus dibawa dengan papan yang diikatkan di dua sepeda motor itu.
Situasi ini kontras dengan milyaran dana yang dianggarkan Pemkab Sinjai untuk pos kesehatan. Besar harapan warga tidak perlu lagi dipungut biaya untuk menggunakan mobil ambulans yang sangat dibutuhkan.
Anda pernah mempunyai pengalaman seperti bagaimana ketika membutuhkan mobil ambulans?
Sumber : Metrotvnews.com
COMMENTS