![]() |
Saat dialog tengah berlangsung/ist |
Manado - Komunitas Metanarasi gelar dialog bertakjup "Membaca Ulang Indonesia" dengan sub tema "Melacak konflik politik, Agama dan Kebudayaan Pasca Reformasi di The Mukarumah Cafe jl Kampus selatan Unsrat Manado, dialogpun berlangsung alot.
Dialog yang dimulai pukul 16.00 WITA menghadirkan narasumber Dr Ivan Kaunang, M.Hum (Akademisi), Arif Haryadi, S.Sos (Pengamat Sosial Politik), Supriyadi Goma, S.Pd.I (Aktivis NU) dan dipandu oleh Giska Ratung, melibatkan mahasiswa yang tergabung dalam PMII, HMI, GMKI, GMNI, dan PMKRI.
Kegiatan yang menjadi rutinitas Metanarasi ini sengaja mengangkat tema Membaca Ulang Indonesia karena Sejak berdirinya pada 1945 lalu, negara Indonesia sudah sepakat menjadikan demokrasi sebagai sistem politiknya. Namun, jika dilihat secara dekat, negara Indonesia tidak pernah bisa sungguh menjadi negara demokratis.
"Belum lagi berbagai issu yang terdapat di media belakangan ini sangat memperihatinkan seolah-olah negera memberikan ruang yang luas pada penyebar HOAX berhadapan langsung dengan masyarakat yang tanpa menyaring atau pikir panjang langsung menelannya mentah-mentah.
Penyakit semacam ini timbul, dari ketidakmampuan berabstraksi, dan bukan dari kehendak jahat," ujar Koordinator Metanarasi, Ananda Lamadu, jumat (08/09) kepada media ini.
Ananda juga mengatakan tanpa kebijaksanaan dan keadilan, ingatan kolektif akan berbagai hal jelek di masa lalu justru bisa memecah masyarakat, dan menimbulkan konflik-konflik sosial yang merusak.
"Karena alasan-alasan lainnya yang ada ini, kami sengaja mengangkat tema itu pada minggu ini serta melibat mahasiswa mengingat mahasiswa adalah kaum intelektual yang akan membangun kecerdasaan bangsa," beber Nanda sapaan akrab Aktivis perempuan. (Arman)
COMMENTS