Foto Tribun Manado - Mahyudin Damis, Dosen Antropologi Fisip Unsrat Manado. |
FOKUSMANADO.COM - KITA patut bersyukur bersama Pemerintah Kota Manado yang mengelar puncak acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Manado ke-389. Momen ini pula sepatutnya kita merefleksikan perjalanan pembangunan yang telah ditempuh.
Tentu saja, dengan menjadikannya sebagai sebuah refreksi berarti kedepannya kita semua yaitu warga dan pemerintah dituntut untuk lebih bersungguh‑sungguh dan berbuat bagi kota ini secara maksimal. Pemerintah tidak boleh hanya memberi kesan pintar dalam membuat program tetapi realisasinya nol.
Harus berimbang sehingga program-program yang dijalankan tidak mubazir dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat secara langsung maupun tidak langsung. Contoh program dari pemerintah pusat. Jangan sampai hanya karena pengawasan tidak begitu ketat sehingga dana yang digelontorkan justru disalahpergunakan.
Jangan ada lagi tragedi penyelewengan dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), dana Bantuan Operasinal Sekolah (BOS) atau proyek-proyek lainnya. Hal sepele yang tanpa kita sadari sungguh merusak tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Perlu dipertegas pada momen ini pula bahwa untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai pemerintah dan warga kota tentu harus bekerjasama. Tidak lagi menciptakan sistem dimana masyarakat selalu mengkritik dan pemerintah 'semau gue' melainkan kondisi yang lebih sehat, yaitu ada komunikasi yang jelas antara masyarakat dan pemerintah. Komunikasi melalui media massa atau perangkat-perangkat yang sudah ada hingga lingkungan terkecil yaitu Pala alias Kepala Lingkungan supaya kota ini sehat. Alasan lainnya bahwa tujuan bersama yang dicapai bukan tujuan wali kota semata atau demi 'menebalkan saku' oknum pejabat rakus lainnya yang ada di Kota Manado tercinta ini.
Pun demikian, jelas bahwa sebuah kota harus harus memiliki 'tag line.' Dengan tag line yang telah disepakati para ahli diharapkan dapat memberi dorongan secara kolektif untuk mewujudkan cita‑cita yang telah kita torehkan melalui 'tag line' yang dimaksud. Sulit rasanya sektor pariwisata tidak masuk dalam 'tag line' atau identitas Kota Manado. Apalagi Manado memiliki sejumlah potensi yang dapat dikembangkan menjadi peluang investasi.
Begitu pentingnya sebuah konsep pariwisata untuk bisa menggerakan pemerintah dan warga kotanya. Seperti visi dan misi yang sudah dicanangkan wali kota GSV Lumentut patutlah disyukuri. Sebuah 'tag line' yaitu 'Manado model kode ekowisata' tentu saja jika diuraikan akan mengarah pada kehidupan masyarakat yang berbudaya bersih, disiplin, beretika, suka akan keindahan, dan hidup dalam suasana aman dan nyaman.
Merampungkan Infrastruktur
Perlu disadari akan pentingnya peningkatan pelayanan publik secara menyeluruh. Bisa dilihat kasat mata bahwa penambahan dan perampuang sarana infrastruktur menjadi kebutuhan kota yang sangat amat mendesak. Kendaraan kian hari kian bertambah namun infrastruktur jalan tidak bertambah. Demikian kawasan perumahan kian diperluas namun sanitasi dan sistem pembuangan tidak jelas saluran dan muaranya.
Contoh Jembatan Soekarno yang sudah kurang lebih tujuh tahun pembangunannya namun sampai saat ini belum bisa difungsikan (dan tidak jelas kapan akan diselesaikan). Memang proyek ini bekerjasama dengan pusat namun sebagai penguna pemerintah Kota Manado sebenarnya bisa berkoordinasi dan mendesak agar pembangunannya bisa dipercepat. Mengapa harus dipercepat? Karena sebuah jembatan ini secara tidak langsung bisa mengurangi kemacetan yang bisa terkait dengan kurangnya angka kecelakaan lalu lintas dan tentu saja berhubungan dengan percepatan pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Ingat? Jembatan ini menghubungkan masyarakat Manado Utara yang mayoritas nelayan, petani dan pedagang dengan Pasar Bersehati. Jelas bukan? Sebuah infrastruktur yang sebenarnya (bisa disebut) menentukan hajat hidup orang banyak (masyarakat banyak) di Kota Manado tercinta ini. (Tribun Manado)
COMMENTS