Foto Ilustrasi - Teroris. |
“Aksi terorisme seperti yang terjadi di daerah lain, seperti Poso dan Solo tak menutup kemungkinan juga terjadi disini, sebab Tomohon sering dijadikan tempat singgah para pelaku teror,” ujar Eduard Liston Bangkang, Wakapolres Tomohon usai serah terima jabatan, Senin (22/10).
Ia mengungkapkan pelaku teror biasanya sangat suka masuk ke tempat aman dan tenang, seperti Tomohon yang suasananya tak jauh berbeda dengan Solo dan Malang. “Jadi, kita tidak bisa menganggap remeh masalah terror, sebab itu dapat mengancam stabilitas Negara dan kamtibmas di daerah kita yang sudah terpelihara baik selama ini. Semua masyarakat harus waspada,” tegasnya.
Selain persoalan teror, masalah lain yang perlu mendapat perhatian kata Bangkang adalah narkoba. Sebab, Tomohon juga menjadi tempat favorit untuk berkembang dan beredarnya barang-barang haram tersebut, mengingat iklim di daerah ini sangat menunjang, sama seperti di daerah Mindanao Philipin Selatan.
“Saat saya masih bertugas di Polres Minahasa, dulu pernah ditemukan daun ganja yang belum kering betul di pusat Kota Tomohon. Jadi, saya yakin barang tersebut bukan berasal dari Aceh, tapi dari dekat saja. Wilayah perbatasan Tomohon menjadi tempat strategis untuk masuknya narkoba, harus diwaspadai juga,” katanya.
Josis Ngantung, Ketua LSM Forum Masyarakat Kota Tomohon berharap dengan adanya penyegaran ditubuh Polri, khususnya di Resort Tomohon pelayanan akan semakin optimal. Tak hanya mencegah aksi terror dan narkoba, tapi juga mengendus perilaku korupsi di daerah ini, sebab dampaknya juga sangat luar biasa jika dibiarkan terus merajalela. “Mencegah aksi terror dan penyalahgunaan narkoba memang sangat penting, tapi tak kalah pentingnya adalah Polri harus pro aktif juga mengungkap praktek korupsi di daerah ini, karena korupsi jelas akibatnya, yakni ikut menyengsarakan rakyat juga,” tukasnya. (Tribun Manado)
COMMENTS