FOKUSMANADO.COM / Gubernur Sulut saat memberikan bantuan dalam kegiatan akademik dan admistrasi di FISIP Unsrat Manado |
FOKUSMANADO.COM, MANADO - Dinamika Demokrasi dan Politik Kebangsaan Indonesia, Meretas Jalan Menuju Kebangkitan Nasional Indonesia Kedua menjadi topik Orasi Ilmiah Dr. Sinyo Harry Sarundajang pada acara Dies Natalis ke-48 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sam Ratulangi Manado, yang dilaksanakan di Auditorium Universitas Sam Ratulangi hari Kamis, (01/11/12) siang tadi.
Selama kurang lebih 1 jam Gubernur mengupas dan menyampaikan pemikirannya yang sempat memukau seluruh undangan yang menghadiri Rapat Senat Terbuka FISIP Unsrat. Selain anggota Forkorpimda Provinsi, para Pejabat Pemprov Sulut, civitas akademika FISIP Unsrat nampak juga para pemerhati dan praktisi politik dan kemasyarakatan dan kalangan perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya di Sulut.
Acara diawali dengan Laporan Tahunan yang disampaikan oleh Dekan FISIP Unsrat Drs. Plillip Morse Regar, MS yang menyampaikan kondisi dan capaian serta rencana pengembangan FISIP Unsrat ke depan.
Menariknya, pada kesempatan tersebut Dekan secara terbuka meminta kesediaan Dr. Sinyo Harry Sarundajang untuk menjadi Guru Besar Luar Biasa di Fisip Unsrat.
Dekan juga mengungkapkan rencana FISIP Unsrat untuk mendirikan Pusat Pengkajian tantang Pemilu dan Partai Politik dan meminta Gubernur nantinya menjadi Pembina.
Dalam orasi ilmiahnya Gubernur menggambarkan secara lugas namun dalam bahasa ilmiah yang sangat kental tentang dinamika dan kondisi demokrasi dan politik yang sedang berlangsung di tanah air saat ini.
Gubernur berpendapat bahwa saat fenomena yang sedang terjadi dalam demokrasi politik Indonesia saat ini adalah pertarungan antara Etika Reformis-Demokratis dan Etika Konservatif-Otoritarian.
Alumnus FISIP Unsrat Manado Tahun 1968 yang saat ini menyandang gelar Doktor Ilmu Pemerintahan dari Universitas Gajah Mada serta penerima Gelar Doktor Honoris Causa Bidang Kepemimpinan Masyarakat Majemuk dari Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut, mengajak semua komponen bangsa untuk menyatukan tekad dan komitmen bahwa Era Transisi Demokrasi harus diarahkan untuk dapat memberikan Iklim Yang Kondusif bagi berlangsungnya Konsolidasi Demokrasi di semua aspek kehidupan bangsa.
Keberhasilan melakukan Konsolidasi Demokrasi di era transisi ini akan memberikan garansi positif bagi upaya pemantapan dan pengembangan sistem Politik Demokratis sebagai landasan bagi berlangsungnya proses reformasi. Dalam masa seperti ini diperlukan Pemimpin Yang Berkarakter Kebangsaan/ Nasionalis.
SHS juga mengingatkan bahwa Bangsa ini sangat memerlukan Konsesus Nasional Baru untuk mengakhiri Pertikaian Yang Tidak Produktif dan momentumnya sangat tepat setalah 104 tahun Kebangkitan Nasional yang pertama Tahun 1908.
“Konsensus Nasional baru tersebut intinya adalah Mengakhiri Pertarungan Ideologis, Menyingkirkan Gerakan Berbau Separatisme, dan menyudahi pertikaian yang tidak produktif bagi upaya-upaya memajukan bangsa,”tutupnya.
Pada kesempatan tersebut Gubernur menyerahkan bantuan 8 unit Komputer untuk kegiatan akademik dan admistrasi di FISIP Unsrat Manado.(alex)
COMMENTS