FOKUSMANADO.COM - Inggrid Kansil Bersama Meneg Perencanaan Pembangunan Nasional |
"Saya melihat khusus untuk kain bentenan dan kain pinawetengan sudah ada bapak angkatnya. Sementara kain minahasa belum memiliki ibu angkatnya. Untuk itu dalam waktu dekat, saya akan mengusulkan ibu angkatnya dari kalangan dunia berbankan, kata Muntia Sumenang Mahengke Nusa (Mutiara Cemerlang Pembangun Negeri), sebuah gelar adat Tulude yang diberikan masyarakat dan pemerintah Kabupaten Kepulauan Sitaro belum lama ini.
Menurut Putri Karangetang ini, kain tenunan minahasa yang berada di desa tataaran satu minahasa merupakan kain tertua yang ada di tanah toar lumimuut dan sebagai salah satu aset daerah yang perlu di tunjang pelestariannya. Sekaligus desa tataaran satu akan dijadikan centra untuk tenunan kain minahasa untuk dikembangkan, ujarnya.
Usai meninjau galeri kain pinawetengan, Inggrid Kansil, yang turut didampingi Kadis Koperasi dan UMKM Sulut Maurids Berhandus, juga meninjau museum pinawetengan yang merupakan milik dari Irjen Pol Benny Mamoto.
Sekembalinya dari minahasa Inggrid Kansil bertandang ke rudis Wakil Gubernur Sulut Dr. Djouhari Kansil MPd di bumi beringin manado. Kesempatan itu Inggrid Kansil, mendapat informasi dari mantan Kadis Diknas Provinsi Sulut ini, menyebutkan, kalau tenunan kain kerawang sesuai sejarahnya berasal dari Sangihe, ini merupakan hasil penelitian dari para peneliti, bukunya ada. namun yang mengembangkan adalah provinsi gorontalo. Informasi yang disampaikan Wagub tersebut di iyakan oleh Inggrid, karena omanya dulu sering menggunakan kain kerawang berasal dari daerah nusa utara. "saya melihat itu semenjak kecil hingga menanjak dewasa oma saya sering memakai baju kain kerawang sangihe apa bila mau bepergian", katanya.
Dikatahui kunjungan kerja Inggrid Kansil selama dua hari di sulut dalam rangka menghadiri Acara Pertemuan Pemimpin Perempuan se- Indonesia yang telah di oleh Menko Kesra Agung Laksono di hotel sintesa peninsula manado senin (11/2).(Alex)
COMMENTS