Kolonel CHK Raymond Wulanta, SH. M.Hum |
Menurutnya, sebagai Polisi Militer yang sudah mengabdi 26 tahun dan bertugas diseluruh nusantara dan menjalani tugas dengan tanggungjawab merupakan hal yang besar bagi masyarakat.
"Saya sudah mengabdi sudah lama, mulai dari staf Direktorat Hukum Angkatan Darat, kemudian Satuan tempur di Kosrad 10 tahun lebih, kemudian beralih ke Lembaga Pendidikan TNI Angkatan Darat, kemudian pernah memimpin sekolah Tinggi Hukum Militer, selama 5 tahun lebih dan satu satunya memiliki rekort yang paling terlama sebagai Komondan sekolah atau Komondan satuan Pendidikan di sekolah Tinggi Hukum Militer,"jelasnya.
Lanjutnya, dari sekian tugas yang dialami, paling berkesan adalah terutama menjalani tugas yang begitu berat didaerah operasi yaitu, didaerah yang paling rawan seperti di Timur Timor menjadi komondan satuan Hukum pada tahun 1999, waktu itu ketika ada pergolakan di timur timor penyerahan kedaulatan. Lalu diawali dengan pemberlakuan darurat militer yanag disana.
"Itulah salah satu tugas yang sangat berkesan sekali, karena satuhal sebagai prajurit yang selama ini berjuang dengan berdarah darah mempertahankan timur timor dan tiba tiba sekarang terlepas dari NKRI, tapi terlepasnya daerah Timur Timor karena politik internasional, dan sangat menentukan pada waktu dipimpin oleh Presiden Habibi, sehingga sayang sekali Timur Timor terlepas,"katanya.
Iapun menjelaskan bagaimana rasa kehilangan bagian dari NKRI yang terlepas yaitu daerah Timur Timor, pada waktu beliau adalah salah satu penjabat di timur timor, dirasakan memang kehilangan besar dan yang paling terkesan. Kemudian di Aceh juga ketika terjadi situasi seperti operasi di Aceh yang memiliki ancaman yang sangat tinggi bagi seorang prajurit. Usai itu menjadi komondan satuan di Aceh, setelah itu menjadi kepala Hukum Kodam di kodam 16 Patimura Ambon.
"Dengan perjuang itu, saya menerima aspirasi yang kuat dari masyarakat didaerah di Kabupaten kepulauan Sitaro, mereka sangat ingin dan mengharapkan agar dapat memberikan kontribusi didaerah, mengambil satu sikap idialisme, memang betul betul dari sisa pengabdian kurang lebih tinggal 3 tahun, dan saya yang akan dipilih ingin menunjukkan kepada Masyarakat daerah Sitaro,"tuturnya.
Disamping itu, adanya kepercayaan oleh masyarakat Sitaro untuk memaju dalam suksesi penclalonan DPRD Kabupaten Sitaro dia mengatakan, dukungan masyarakat Sitaro tidak perlu lagi dipertanyakan, karena saat ini masyarakat Sitaro lah yang persiapkan untuk menjadi salah satu kandidat suksesi calon Bupati Sitaro, tadinya direncanakan untuk berpasangan dengan Drs.Winsulangi Salindeho sebagai Calon Wakil Bupati.
"Untuk itu, didalam perjalanan politik saya sadar diri, apalagi saya berasal dari kalangan neteral dari kalangan Militer, tidak punya perahu, parpol, dari disitulah Saya menyadari. Keputusan politik harus diwadahi dengan sebuah parpol, namun begitu dilihat basis suara dan pendukung sangat antosiasi didaerah sangat cukup besar seperti dikabupaten Sitaro, dua pulau Pulau Tagulandang Biaro dan pulau Ruang, dengan itu saya putuskan maju ke DPRD saja,"katanya.
Ia ungkapkan, dulunya sudah dipersiapkan di Patai Golkar, barangkali ini ada sebuah hal-hal dipertimbangkan di tubuh Golkar. Mudah mudahan itu bukan sebuah persaingan politik, melihat waktu sudah tinggal menghitung hari kemungkinan tidak terakumodir di Golkar, setelah itu senang sekali memilih Partai Hanura untuk menjadi partai yang akan membawa dirinya mencalonkan dirinya.
"Saya berharap dengan Partai yang mengusungnya bisa menjadi peluang besar saya duduk di DPRD Kabupaten Sitaro untuk membela, bekerja, demi masyarakat. Dengan hal itu saya mohon doa dari Sitaro,"tandasnya.
Reporter: Nikson Katiandagho
Editor: Ferlyando Sandala