Ketua DPRD Sulut Pdt Meiva Salindeho Lintang STh saat melakukan konfrensi Pers dengan Wartawan Pos Liiputan DPRD Sulut, Senin (7/5). |
MANADO – Dugaan percobaan pembunuhan terhadap Winsulangi Salindeho dan Piet Kuera (Salera) bersama puluhan tim sukses saat akan menempuh perjalanan pulang dari Pulau Makalehi ke Siau, Senin malam, sangat disesalkan Ketua DPRD Sulut Meiva Salindeho Lintang STh. Meiva yang juga isteri Winsulangi, calon bupati Sitaro meminta kasus ini ditindaklanjuti aparat kepolisian.
“Saya tidak mengindikasikan ini ke salah-satu partai. Tapi kami menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib untuk menindaklanjuti kasus ini. Bagi saya ini adalah upaya percobaan pembunuhan, dan itu dilakukan secara berani di tengah laut,” ujar Meiva saat konferensi pers, Selasa (7/5).
Lanjutnya, jangan terjadi seperti kejadian tabrakan kapal di Tagulandang tahun 1994 silam yang ditenggarai karena bisnis dan menewaskan 13 orang, dan ini tidak terjadi lagi.
“Saya tidak menuduh apalagi menghakimi, tapi saya berharap tidak terjadi lagi kasus seperti ini. Sebagai anggota Deprov dari dapil Sangihe, Talaud dan Sitaro, saya mengharapkan warga Sitaro tidak ditunggangi oleh pihak manapun dalam rangka Pilkada. Masyarakat jangan dijadikan korban untuk kepentingan tertentu karena pola berpolitik seperti ini sangat disesalkan,” tegas politisi Partai Golkar ini.
Diketahui, KM Putra Bahari yang ditumpangi Bu Winsu dan Piet Kuera, kandidat calon Bupati dan Wakil Bupati Sitaro, diduga disabotase oleh nahkoda kapal bernama Alexander Tamalero.
Caranya, kapal besi itu coba ditabrakan ke karang yang berada di depan dermaga Makalehi, Kecamatan Siau Barat. Peristiwa mencekam itu terjadi sekitar pukul tujuh malam, Senin (6/5).
Sontak seluruh penumpang berteriak karena kapal bukannya menghindari, malah melaju menyongsong karang. Nahkoda kemudian meninggalkan kemudinya, namun untung ada pemilik kapal bernama Eddy yang segera menurunkan gas dan membanting kemudi.
Namun tak sampai disitu, si kapten malah berusaha mencabut selang-selang bahan bakar seraya teriak, “maju banteng, mo kalah ngoni..”
Sekejap ajudan Piet Kuera—Wakil Bupati Sitaro—anggota kepolisian, segera mengamankan pelaku. Kapal sempat terombang-ambing akibat kemudi tidak stabil saat sang ajudan berusaha melerai keributan yang ditimbulkan pelaku.
Herson Anise (70-an), salah satu penumpang kapal yang berpengalaman 40 tahun sebagai kapten kapal di laut dalam, langsung menduga peristiwa menegangkan ini adalah dugaan sabotase, percobaan pembunuhan terhadap dua kandidat bupati dan wakil bupati Sitaro.
“Bisa jadi ini sabotase, tadi memang mencurigakan saat kapal itu mundur karena alasannya jangkar tidak bisa ditarik, padahal sebenarnya hanya nyangkut di karang tipis dan bisa ditarik,” tandas Herson.
Kapal motor ini akhirnya tiba dengan selamat di Dermaga Pehe dalam perjalanan 1,5 jam, sekitar 5 kilo dari Ondong, ibukota Sitaro. Sang kapten kapal yang memicu keributan terpantau beritamanado sudah diamankan ABK.
Editor: Ferlyando