![]() |
Ilustrasi. |
Pasalnya, gagalnya penyelenggaraan Ujian Nasional tahap II untuk wilayah Bolaang Mongondow Timur (Boltim), bukan disebabkan karena tidak adanya penyaluran naskah UN dari Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), melainkan karena tidak adanya siswa yang ingin mengikuti UN dikarenakan tingginya biaya yang diminta penyelenggara UN, dalam hal ini kepala bidang Pendidikan Menengah (Dikmen) Dinas Pendidikan Boltim Deisy Panambunan Spd.
Musmulyadi Mokodompit, Tokoh pemuda Desa Tombolikat Selatan (Tomsel), yakni salah satu warga yang ingin mengikuti UN paket C atau setara SMA, Senin (01/7/2013), mengatakan bahwa sebernya jika saja biaya yang diminta tidak terlalu tinggi, pasti banyak dari masyarakat yang ingin mengikuti ujian persamaan tersebut. Akan tetapi, oleh panitia pelaksana UN menetapkan biaya sebesar 1,5 juta rupiah bagi setiap pesrta.
" Jika biayanya sudah sampai sebegitu tinggi, itu berarti proyek nasional yang katanya gratis, dijadikan lahan untuk mendatangkan uang." Ungkap Mus
Selain itu, Mus juga pernah menanyakan mengapa biaya yang dibebankan terlalu tinggi, oleh panitia pelaksana menjawab, semua biaya ini sudah termasuk anggaran perjalanan keprovinsi untuk mengurus pelaksanaan UN sampai pengurusan keluarnya Ijazah.
" Ya... mungkin biaya untuk perjalanan dinas tidak pernah di anggarkan oleh Dinas Pendidikan. Itu sebabnya berdampak pada kami." Tambahnya.
Sumber: jm
Editor: Ferlyando
COMMENTS