Foto : Hendri Lolupalan
Jakarta - Terkait memberangus para koruptor yang sudah mengakar yang semakin masif di Indonesia, ternyata Gubernur DKI, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama ternyata punya strategi khusus yakni, dirinya berinisiatif melakukan transparansi di wilayah pemerintahannya.
Caranya, kata Ahok, semua rapat yang menyangkut pengambilan keputusan akan didokumentasikannya melalui video. Khususnya proses rembug yang berkaitan dengan anggaran di DKI Jakarta. Dengan demikian, diharapkan proses penyelewengan bisa diantisipasi sejak awal.
"Kalau pejabat Pemda membahas anggaran dengan DPRD harus direkam, diupload ke Youtube. Kalau tidak seperti itu jangan dibahas," kata Ahok dalam acara memperingati Hari Anti Korupsi, di Museum Nasional, Jakarta, Minggu (14/12/2014).
Menurut mantan Bupati Belitung Timur itu cara tersebut adalah bentuk keterbukaan sistem. Transparansi pemanfaatan uang yang telah disetorkan masyarakat kepada daerah.
Ahok menginginkan tidak ada rahasia lagi antara masyarakat dengan pemda Jakarta. Sehingga putusan yang dibuat memiliki dasar dan tidak ditentang oleh rakyat.
Tidak hanya transparansi di tingkat pemda, pendapatan di jalanan juga ikut diangkat oleh mantan kader Partai Gerindra ini. Lahan parkir di DKI Jakarta menjadi surga bagi oknum-oknum yang mengambil untung dari pungutan kepada para tukang parkir.
Jalan Sabang contohnya. Kata dia dalam sehari Pemda DKI hanya disetor Rp 500 ribu oleh para juru parkir di sana. Padahal, dalam semalam pendapatan mereka bisa terkumpul Rp 24 juta.
"Ya sudah kami akhirnya minta 30 persen saja, 70 persen buat mereka. Yang bawah senang, tapi yang atas marah karena tidak dapat setoran, mereka tidak terima," kata Ahok.
Ditemui di kesempatan yang sama, Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto menuturkan susahnya memberantas korupsi di tanah Air. Sebab rasuah sudah begitu mengakar ke sendi-sendi masyarakat.
Namun, ia setuju dengan Ahok yang menjaga terus semangat anti-korupsi di jajaran Pemda. Banyak juga gagasan untuk membangun partisipasi publik secara bersama-sama menundukkan korupsi. "Yang penting menjaga optimisme bahwa korupai dapat ditaklukkan," kata Bambang.
Melihat animo masyarakat untuk berdiri bersama KPK, ia melihat bahwa bangsa ini sebenarnya sedang bergeliat melawan korupsi. Ditambah niatan ini sudah berubah menjadi wabah positif, yakni Demam Antikorup yang menjangkiti warga. Perlu juga semangat yang sama bagi para pihak yang berkepentingan serupa untuk terus menjaga semangat memerangi korupsi.
"Tantangannya adalah bagaimana memelihara ekspektasi publik, bahwa demam korupsi ibukan hanya demam saja tapi virus untuk menaklukkan korupsi," kata Bambang.
Sumber : Tribunnews
Jakarta - Terkait memberangus para koruptor yang sudah mengakar yang semakin masif di Indonesia, ternyata Gubernur DKI, Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama ternyata punya strategi khusus yakni, dirinya berinisiatif melakukan transparansi di wilayah pemerintahannya.
Caranya, kata Ahok, semua rapat yang menyangkut pengambilan keputusan akan didokumentasikannya melalui video. Khususnya proses rembug yang berkaitan dengan anggaran di DKI Jakarta. Dengan demikian, diharapkan proses penyelewengan bisa diantisipasi sejak awal.
"Kalau pejabat Pemda membahas anggaran dengan DPRD harus direkam, diupload ke Youtube. Kalau tidak seperti itu jangan dibahas," kata Ahok dalam acara memperingati Hari Anti Korupsi, di Museum Nasional, Jakarta, Minggu (14/12/2014).
Menurut mantan Bupati Belitung Timur itu cara tersebut adalah bentuk keterbukaan sistem. Transparansi pemanfaatan uang yang telah disetorkan masyarakat kepada daerah.
Ahok menginginkan tidak ada rahasia lagi antara masyarakat dengan pemda Jakarta. Sehingga putusan yang dibuat memiliki dasar dan tidak ditentang oleh rakyat.
Tidak hanya transparansi di tingkat pemda, pendapatan di jalanan juga ikut diangkat oleh mantan kader Partai Gerindra ini. Lahan parkir di DKI Jakarta menjadi surga bagi oknum-oknum yang mengambil untung dari pungutan kepada para tukang parkir.
Jalan Sabang contohnya. Kata dia dalam sehari Pemda DKI hanya disetor Rp 500 ribu oleh para juru parkir di sana. Padahal, dalam semalam pendapatan mereka bisa terkumpul Rp 24 juta.
"Ya sudah kami akhirnya minta 30 persen saja, 70 persen buat mereka. Yang bawah senang, tapi yang atas marah karena tidak dapat setoran, mereka tidak terima," kata Ahok.
Ditemui di kesempatan yang sama, Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto menuturkan susahnya memberantas korupsi di tanah Air. Sebab rasuah sudah begitu mengakar ke sendi-sendi masyarakat.
Namun, ia setuju dengan Ahok yang menjaga terus semangat anti-korupsi di jajaran Pemda. Banyak juga gagasan untuk membangun partisipasi publik secara bersama-sama menundukkan korupsi. "Yang penting menjaga optimisme bahwa korupai dapat ditaklukkan," kata Bambang.
Melihat animo masyarakat untuk berdiri bersama KPK, ia melihat bahwa bangsa ini sebenarnya sedang bergeliat melawan korupsi. Ditambah niatan ini sudah berubah menjadi wabah positif, yakni Demam Antikorup yang menjangkiti warga. Perlu juga semangat yang sama bagi para pihak yang berkepentingan serupa untuk terus menjaga semangat memerangi korupsi.
"Tantangannya adalah bagaimana memelihara ekspektasi publik, bahwa demam korupsi ibukan hanya demam saja tapi virus untuk menaklukkan korupsi," kata Bambang.
Sumber : Tribunnews
COMMENTS