Tel Aviv – Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Ashton Carter melawat ke Israel pada Senin (20/7) waktu setempat sebagai upaya untuk meredakan kekhawatiran Pemerintah Israel atas kesepakatan nuklir yang dicapai Iran. Hal tersebut sebagai isyarat untuk meningkatkan kerja sama militer dengan Yahudi.
Israel merupakan pemberhentian pertama Carter dalam tur kawasan setelah tercapai kesepakatan bersejarah pada pekan lalu antara Iran dan negara-negara kuat. Ini menggarisbawahi pentingnya hubungan kedua negara meski ada friksi-friksi atas kesepakatan yang dicapai.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam kesepakatan nuklir Iran, yang menjadi musuh bebuyutan, karena dianggap tidak cukup menjaga Republik Islam itu dari memperoleh senjata nuklir yang bisa digunakan untuk menargetkan Israel.
Dia juga menunjukkan bahwa kekuatan militer masih berada di meja perundingan untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, meski para ahli mengatakan serangan sepihak Israel sepertinya tidak mungkin dilakukan untuk saat ini.
Kendati ada ketegangan, Carter menyebutkan Israel masih tetap menjadi landasan strategi Amerika di Timur Tengah.
Pada saat konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon, dia mencatat aspek bantuan militer Amerika Serikat sudah memasok ke Israel dan berkata "masih banyak lagi yang bisa kita lakukan" terkait dengan kerja sama.
"Kami akan meneruskan tradisi itu dalam meningkatkan kemampuan kita bersama, kesiapan kita bersama, dan perencanaan kita bersama," katanya.
Yaalon menyatakan keprihatinan atas kelompok-kelompok militan Iran yang dituduh memberi dukungan, seperti milisi Syiah Hizbullah Lebanon, dengan alasan pencabutan sanksi yang diharapkan Iran akan memperburuk masalah. "Kita harus melihat hal itu dengan sangat hati-hati karena mereka akan memiliki uang lebih banyak dalam situasi saat ini," tambah dia.
Sumber :BS/PCN
COMMENTS