MANADO – Ketua Bawaslu RI, Nasrulah mengutarakan sehebat apapun penyelenggara Pemilu jika tidak mendapat respon baik media maka kadar kualitas proses pemilihan tidak nampak. Pelaksanaan biasa-biasa saja tapi dukungan media besar menghasilkan proses Pemilu yang dipercaya masyarakat.
Hal itu disampaikannya dalam Pelatihan Pengawasan Pemilu Partisipatif bagi Media Masa, dalam rangka Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di Provinsi Sulawesi Utara yang diselenggarakan di Hotel Swissbell Maleosan, Manado Jumat (14/8/2015) malam.
“Jujur, media membuat anarkis itu bisa, membuat tenang juga bisa. Bawaslu memandang Pilkada yang strategis dan berkualitas harus bermitra dengan media. Bawaslu memiliki banyak pengalaman bermitra dengan media,” jelas dia.
Nasrullah menjelaskan pengalaman Bawaslu bermitra dengan media mengawal Pilkada di beberapa daerah rawan konflik seperti di Bali, Maluku Utara dan Maluku. Jelasnya, antara Bawaslu dan media di daerah-daerah tersebut telah bersepakat tidak kompromi pada upaya-upaya provokatif.
“Kita sudah sepakat tidak kompromi dengan upaya provokatif. Di Bali misalnya basisnya PDIP calonnya kalah, tapi tidak ngamuk. Ini karena sikap masyarakat Bali yang sangat sadar bahwa daerah wisata jangan dirusaki konflik akibat Pilkada. Nah, Sulut dengan Indeks Demokrasi nomor dua di Indonesia memiliki kontribusi luar biasa membangun demokrasi yang kuat,” terangnya.
Hal itu disampaikannya dalam Pelatihan Pengawasan Pemilu Partisipatif bagi Media Masa, dalam rangka Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di Provinsi Sulawesi Utara yang diselenggarakan di Hotel Swissbell Maleosan, Manado Jumat (14/8/2015) malam.
“Jujur, media membuat anarkis itu bisa, membuat tenang juga bisa. Bawaslu memandang Pilkada yang strategis dan berkualitas harus bermitra dengan media. Bawaslu memiliki banyak pengalaman bermitra dengan media,” jelas dia.
Nasrullah menjelaskan pengalaman Bawaslu bermitra dengan media mengawal Pilkada di beberapa daerah rawan konflik seperti di Bali, Maluku Utara dan Maluku. Jelasnya, antara Bawaslu dan media di daerah-daerah tersebut telah bersepakat tidak kompromi pada upaya-upaya provokatif.
“Kita sudah sepakat tidak kompromi dengan upaya provokatif. Di Bali misalnya basisnya PDIP calonnya kalah, tapi tidak ngamuk. Ini karena sikap masyarakat Bali yang sangat sadar bahwa daerah wisata jangan dirusaki konflik akibat Pilkada. Nah, Sulut dengan Indeks Demokrasi nomor dua di Indonesia memiliki kontribusi luar biasa membangun demokrasi yang kuat,” terangnya.
COMMENTS