FOKUSMANADO.com - Kabar mengejutkan datang lewat pernyataan Presiden Rusia, Vladimir Putin, Senin (16/11/2015). Dirinya membeberkan ada 40 negara yang ikut terlibat dalam pendanaan terhadap kelompok Negara Islam (Islamic State/IS), diantaranya adalah negara-negara anggota kelompok 20 ekonomi utama dunia (G-20).
Lanjut kata Putin, keterlibatan 40 negara dalam pendanaan kelompok IS diperoleh dari intelijen Rusia dan Putin telah membagikan informasi mengenai para pendonor dana IS tersebut dalam pertemuannya dengan beberapa pemimpin dunia, di sela-sela forum G-20 di, Antalya, Turki.
“Saya menunjukkan beberapa contoh berdasarkan data pembiayaan individu swasta yang merupakan unit IS. Kami menyimpulkan uang ini berasal dari 40 negara dan diantaranya ada beberapa anggota G-20,” ujar orang nomor satu Rusia ini, kepada wartawan, di Antalya, Turki, Senin.
Akan tetapi Putin tidak mengungkapkan secara spesifik siapa saja negara-negara ikut mendanai. Vladimir Putin, Senin (16/11), mengatakan 40 negara mendukung pendanaan kelompok Negara Islam (Islamic State/IS), diantaranya adalah negara-negara anggota kelompok 20 ekonomi utama dunia (G-20).
Dalam kesempatan ini, Putin menghimbau persatuan dunia untuk bersama-sama memerangi kelompok IS. Namun beberapa peserta G-20 menilai seruan Putin tersebut dimaksudkan untuk mendukung rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
“Ini bukan saatnya membahas negara mana yang lebih efektif menyerang kelompok IS. Kini saatnya internasional bersatu untuk melawan kelompok teroris ini. Kami sangat membutuhkan dukungan dari Amerika, negara-negara Eropa, Arab Saudi, Turki dan Iran,” kata Putin.
Hadir dalam forum ini sejumlah petinggi dari berbagai negara di dunia diantaranya, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Negara Teluk
Meskipun Putin tidak menyebut negara-negara mana saja yang telah membantu pendanaan kelompok IS, namun beberapa sumber menyebutkan negara-negara Teluk terlibat dalam perdagangan minyak mentah di pasar gelap dengan kelompok IS, diantaranya Arab Saudi, Kuwait dan Qatar.
Beberapa pengamat teroris menyebutkan selain negara-negara Teluk, Rusia dan Turki juga terlibat dalam perdagangan minyak mentah di pasar gelap dengan kelompok IS.
Menurut David Schanzer, Director of Triangle Center on Terrorism and Homeland Security at Duke University, serangan teroris di Prancis dapat digunakan sebagai tekanan bagi negara-negara yang selama ini membeli minyak dipasar gelap dari unit atau perusahaan swasta yang terafiliasi dengan IS untuk menghentikan kegiatan ilegal tersebut.
“Kita membutuhkan kerjasama semua pihak. Rusia, Turki, dan negara-negara Timur Tengah (mengacu pada negara Teluk, red) untuk menghentikan perdagangan minyak di pasar gelap yang dimanfaatkan IS untuk memperoleh dana bagi operasi mereka,” kata Schanzer, seperti dikutip International Bussines Today (IBT).
Disebutkan kelompok IS memperoleh sekitar US$ 50 juta per bulan dari perdagangan minyak di pasar gelap. Minyak tersebut, diproduksi dari kilang minyak yang mereka kuasai di Irak dan Suriah.n IS. Namun menurutnya, sebagian besar dana diperoleh IS dari perdagangan minyak mentah di pasar gelap.
“Saya telah menunjukan foto-foto yang diambil dari luar angkasa kepada para kolega (pemimpin negara-negara, red) yang secara jelas menunjukkan konvoi truk untuk perdagangan minyak dan produk petroleum secara ilegal,” ujar Putin.
Terkait dengan laporan tersebut, Putin menyerukan persatuan dunia untuk bersama-sama memerangi kelompok IS. Namun beberapa peserta G-20 menilai seruan Putin tersebut dimaksudkan untuk mendukung rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
“Ini bukan saatnya membahas negara mana yang lebih efektif menyerang kelompok IS. Kini saatnya internasional bersatu untuk melawan kelompok teroris ini. Kami sangat membutuhkan dukungan dari Amerika, negara-negara Eropa, Arab Saudi, Turki dan Iran,” kata Putin.
Dalam forum tersebut, Putin telah melakukan pertemuan dengan sejumlah pemimpin dunia, diantaranya Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Negara Teluk
Meskipun Putin tidak menyebut negara-negara mana saja yang telah membantu pendanaan kelompok IS, namun beberapa sumber menyebutkan negara-negara Teluk terlibat dalam perdagangan minyak mentah di pasar gelap dengan kelompok IS, diantaranya Arab Saudi, Kuwait dan Qatar.
Beberapa pengamat teroris menyebutkan selain negara-negara Teluk, Rusia dan Turki juga terlibat dalam perdagangan minyak mentah di pasar gelap dengan kelompok IS.
Menurut David Schanzer, Director of Triangle Center on Terrorism and Homeland Security at Duke University, serangan teroris di Prancis dapat digunakan sebagai tekanan bagi negara-negara yang selama ini membeli minyak dipasar gelap dari unit atau perusahaan swasta yang terafiliasi dengan IS untuk menghentikan kegiatan ilegal tersebut.
“Kita membutuhkan kerjasama semua pihak. Rusia, Turki, dan negara-negara Timur Tengah (mengacu pada negara Teluk, red) untuk menghentikan perdagangan minyak di pasar gelap yang dimanfaatkan IS untuk memperoleh dana bagi operasi mereka,” kata Schanzer, seperti dikutip International Bussines Today (IBT).
Disebutkan kelompok IS memperoleh sekitar US$ 50 juta per bulan dari perdagangan minyak di pasar gelap. Minyak tersebut, diproduksi dari kilang minyak yang mereka kuasai di Irak dan Suriah.
COMMENTS