Kantor Balai Pelaksanaan Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) Sulut |
Oknum KTU BP2JK Sulut berinisial DL alias Diana yang dikalangan rekanan Balai dijuluki sebagai "Ratu Tender" disebut sebagai "Pengendali Utama".
DL alias Diana ini pun santer disebut bisa mengatur seluruh hasil tender dan juga sebagai penentu penunjukkan tim kelompok kerja (Pokja) di BP2JK Sulut.
DL alias Diana ini pun disebut-sebut adalah titipan salah satu "penguasa" Sulut di BP2JK.
Salah satunya, dugaan pengaturan pemenang tender proyek preservasi jalan Esang-Rainis, di Kabupaten Talaud, Sulut berbandrol Rp 204 Miliar.
Dimana, PT. Marga Dwitaguna yang adalah peserta urutan ke 11 atau terakhir, akhirnya keluar sebagai pemenang tender. Sedangkan dalam proses tender tersebut, penawar terendah yang adalah peserta nomor urut pertama yakni PT. Telaga Megabuana.
Padahal, pemenang tender lelang ini hanya menurunkan penawaran 3% dari nilai pagu.
Ketua LSM Anti korupsi MJKS, Stenly Towoliu pun bereaksi keras atas dugaan kongkalikong ini dan akan melaporkan hal ini ke lembaga judikatif.
"Kami sudah memiliki bukti awal ada nya dugaan kongkalingkong di lelang tender proyek Esang-Rainis,’ ujar pria vokal ini.
Katanya dalam proses selanjutnya telah terjadi sanggahan oleh PT Telaga Megabuana.
"Kami memiliki bukti PT Telaga telah melakukan sanggahan, atas proses lelang proyek di BP2JK", Kata pria yang berhasil membuat mantan Bupati Minahasa Utara Vonni Anneke Panambunan atau VAP menginap di balik jeruji besi hingga sekarang.
Dalam sanggahan itu, kata Stenly, dijelaskan bagaimana pihak Pokja mengirimkan formulir berita acara hasil klarifikasi kosong, tidak ada kesimpulan maupun kesepakatan hasil klarifikasi.
Menurut Towoliu, perihal terkait formulir kosong ini, sudah ditanyakan oleh PT Telaga.
"Yang kami dapati, pokja pemilihan tetap meminta pihak perusahaan untuk menandatangani formulir kosong, hal ini lah yang menguatkan dugaan kami telah terjadi kong kaling kong dalam lelang tender Esang-Rainis," tegasnya.
"Kami akan laporkan temuan ini kelembaga judikatif, tentu akan kami kawal hingga ke kementrian PUPR", pungkasnya.
Selain proses tender proyek preservasi jalan Esang-Rainis, di Kabupaten Talaud, Sulut berbandrol Rp 204 Miliar, mundurnya Kepala Balai Pelaksanaan Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK) Sulawesi Utara, Sutopo pun diduga masih terkait dugaan kecurangan proses tender sejumlah mega proyek di berbagai Balai yang berada dibawah naungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR)
Kabar mundurnya Sutopo yang sewaktu memimpin BP2JK sempat mendapat penghargaan manajemen anti suap menjadi buah bibir di masyarakat.
Sutopo pun digantikan Edyson Rombe, yang diketahui pernah menjabat Kepala BP2JK Banten.
Edyson Rombe yang dihubungi melalui nomor whatsAppnya 0811149*** belum merespon.
Sementara itu oknum KTU DL alias Diana yang berhasil dikonfirmasi dikantornya menampik informasi tersebut.
"Saya sebenarnya sudah lama mengajukan pengunduran diri, tapi tidak disetujui. Karena sudah banyak isu yang mengatakan seperti tadi. Informasi tersebut tidak benar," ujar DL alias Diana didampingi 4 orang Tim Pokja proyek preservasi jalan Esang-Rainis, Jumat (24/3/2023).
DL alias Diana mengakui keberadaan dirinya sebagai KTU BP2JK selalu dihubung-hubungkan dengan suaminya yang adalah warga keturunan Cina.
"Suami Saya yang orang Cina, nenek moyangnya berasal dari Xian Men selalu dihubung-hubungkan dengan Kontraktor yang ikut lelang tender di Balai yang rata-rata warga keturunan Cina. Keluarga suami Saya dan Suami Saya memang memiliki usaha sendiri seperti toko bahan bangunan dan lainnya. Kalau terkait Saya orangnya Wakil Gubernur Sulut tidak benar sama sekali. ," jelasnya.
Terkait proses tender proyek prevervasi jalan Esang-Rainis, salah satu Tim Pokja, Morten, menjelaskan prosesnya sudah dilaksanakan sesuai ketentuan.
"Kalau saat pekerjaan dilapangan muncul pihak rekanan yang perusahaan miliknya sudah masuk daftar hitam kemudian dia meminjam perusahaan orang lain, bukan lagi wewenang kita. Proses tendernya sudah kita selenggarakan sesuai ketentuan," pungkasnya.
*/WIRABUANA
COMMENTS